Custom Search
SAYA BERHENTI BERJALAN SEJENAK DI BERANDA RUMAH IBU

25 August, 2008

Dialog Semu Dalam Sujudku


Dalam sujudku malam ini, terbayang seraut wajah dengan tubuh kekar tersenyum indah seindah purnama yang selalu didampingi satu bintang. Wajah yang selalu aku rindukan, ingin selalu memanggilnya. 6 tahun sudah aku tidak pernah memanggil dengan kata itu, "Ayah"...

Aku tidak tahu dia sekarang dimana, mungkin saja dia bahagia, mungkin juga tidak. Namun malam ini aku coba bercerita dengannya, cerita yang belum berubah semenjak ditinggalnya...

Ayah....
Aku baik-baik saja, begitu juga dengan Ibu
Ibu masih sama seperti dulu, saat kamu ada disampingnya
masih menghirup bau tanah sawah kita
walau terkadang terbaring letih
karena tak kuasa menahan rindu untukmu dan lelahnya hidup

Tapi Ayah jangan khawatir
Ibu akan selalu kupeluk, pelukan terhangat yang kumiliki
Aku coba Ayah walau tak sehangat pelukanmu untuknya...

Ayah...
Aku belum bisa berpijak, belum menjadi impianmu
Tapi aku terus mencoba ayah
Hingga aku juga terbaring disisimu, terkulai lemah

Ayah tidak perlu meminta maaf padaku
Karena tidak bisa membelikan aku baju terakhir
Baju yang akan kupakai pada pernikahanku
Disisi menantumu yang selalu ingin kau lihat

Ayah...
Aku tahu kami yang terbaik bagimu
Dalam sujudku ini kuhaturkan doa untukmu
semoga kamu bahagia disana
tempat yang sama sekali aku belum tahu....

Ayah...
Aku pergi dulu
Membaringkan badan lemah ini
Menutup mata ini sekejap
Mengharap mimpi bertemu denganmu



12 comments:

  1. Bung, saya merinding membaca tulisannya karena mengingatkan kepadaku persis seperti yang Bung tulis, Salam

    ReplyDelete
  2. iya mas...terkadang kangen menyebut kata "Ayah"....

    ReplyDelete
  3. terima kasih atas tulisan ini...
    hm kepergian ayah..
    kerinduan pada ayah... hal yang aku juga rasakan belakangan ini, tetapi dalam porsi berbeda...
    ayahmu pasti pasti bahagia memiliki anak seperti diri mu...
    berjuanglah.. untuk 'mimpi2' ayah...

    ReplyDelete
  4. goresan pena : semoga saja
    aku berharap untuk semua ayah di dunia ini selalu bahagia....

    ReplyDelete
  5. jadi inget alm.ayahku :(

    ReplyDelete
  6. elys welt : iya saya juga demikian....semoga mereka bahagia disana ya..Amin

    ReplyDelete
  7. hiks..ayah adl bijaksana, sabar, dan saat ini ayah adl seorang tua..*makin rindu bapak*

    ReplyDelete
  8. sahabat baruku multama, puisimu sungguh indah dan membuatku terharu....betapa kita sama2 merindukan ayah2 kita yang tlah tiada...semoga mereka dapat melihat betapa mereka dirindukan oleh anak2nya....

    ReplyDelete
  9. untuk duniafien :kita hanya berbakti dan berdoa saja untuk mereka....hanya itu yang bisa kita lakuin.

    untuk lia : walau mereka tiada..yakinlah hanya dimensi yang beda...mereka tetap ada...walau hanya di hati kita..kamu sahabat baru aku juga....

    ReplyDelete
  10. engkau kehilangan jejak sang ayah yang bijaksana
    tapi aku kehilangan jejak seorang ibu yang penuh cinta dan kasih
    sungguh lebih menyesakkan jiwa
    bagai kehilangan tongkat aku tersesat tak tahu arah
    bagai kehilangan nyawa aku terendap airmata duka....

    salam kenal ya,
    mena

    ReplyDelete
  11. untuk mena larasati :
    tiada yang lebih sakit memang selain kehilangan...mari kita jadikan saja itu sebagai jalan menuju pertemuan kelak...
    met kenal juga mena...thanks

    ReplyDelete
  12. aku jadi teringat juga dengan seorang pahlawan yang telah merawaku hingga hari ini dan sampai kapan pun...

    dialah..

    ayah...

    yang menjadi sosok yang kubanggakan..!!

    maaf

    baru baca..!!

    ReplyDelete

SARAN DAN KRITIK