Aku tertekun di depan cafucinoku
Memainkan ruas jemariku bersamanya
Membagi rasa ini dengannya
Aku mencoba lari
Sejauh anganku mengharapmu
Angan yang hanya harap
Mimpipun tidak
Dari dekat
Terdengar jelas seorang pengamen
Melantunkan "titip rindu buat ayah"
Karya Ebiet yang menyayatku
Seketika kamu pudar bersamanya
Ada hal yang penting tuk kukenang
Lebih penting dari dirimu
Yang hampir tak berharga
Aku baru sadar
Kamu tak sehebat itu tuk kurisaukan
Hanya sepenggal bait Ebiet
Yang kubutuhkan tuk melupakanmu
18 December, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kenapa Mul, sekarang ingin melupakannya?
ReplyDeleteTitip rindu buat ayah? Sampai sekarang aku masih penasaran kenapa Ebiet bilang "Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini" ya? Kenapa bukan hitam dan putih?
ReplyDeletebagaimanapunjuga, bapakku pahlawanku
ReplyDeletedialah yang bikin aku hidup,
tentunya sama ibu loh
rindu pada ayah?
ReplyDelete...bener mul...setelah jadi ayah, aku baru bisa mengerti bahwa ayahku adalah sosok idola bagi kami (aku dan adik-adikku)...
ReplyDeleteerik : bukan mas..hanya menunjukkan aku kuat saja..heheh
ReplyDeletebewe : bukan jalan yang nyata kali mas...tapi kehidupan ini kali...
mas djoko : iya kali mas...harus diposisi itu baru kita bisa mengambil maknanya...
Memang jadi ayah penuh perjuangan yang pertama menaklukan si Jantung hati untuk diajak nikah, proses "kontruksi" dan nunggu keberhasilan proses dan perjuangan perjuangan yang lainnya, salam
ReplyDeletejangan sedih omm..terus semangat dongg
ReplyDeleteyang pertama setelah membaca tulisan mu, aku mau tanya; hm...kata "tertekun" itu apakah benar? atau maksudnya ialah "tertegun"??
ReplyDeleteyang kedua... saya senang dengan kalimat ini:
Aku mencoba lari
Sejauh anganku mengharapmu
Angan yang hanya harap
Mimpipun tidak
saya jadi teringat gojekan dengan teman2 dulu.. kalau menyukai seseorang, maka khayalan lebih banyak berperan..karena khayalan itu 100% di kontrol pikiran kita, berbeda dengan mimpi..kalo' mimpi, itu bonusnya...hehe...
match gak yah koment nya dengan puisi mul?
ga tau deh...
selamat abanganda
ReplyDeletelama kita mengeja kata menggumam segala kerinduan tentang ayah yang telah tiada,,
hari ini ayah sudah ada kembali dalam wujudmu..
kau adalah ayah yang mulai di eja rindu..
salam....
pernah kita
sama-sama rasakan
panasnya mentari
ayah, pembangun kehormatan keluarga
ReplyDeleteibu, pembenteng kehormatan itu
dibangun-dibentengi-dibangun-dibentengi, terus begitu. bertahab-bertingkat.
dibentengi=dijaga, jadi klo mau cari "calon ibu bagi anak-anak" pilih yang paling kuat "pertahan (benteng)nya".
nggak ngomentari puisinya...
ReplyDeleteehem... foto barunya keren bangets
maaf, lama nggak berkunjung ke sini
kejem amir! hhehe
ReplyDeletejadi inget lagu kang Ebiet...
ReplyDelete