Custom Search
SAYA BERHENTI BERJALAN SEJENAK DI BERANDA RUMAH IBU

15 August, 2008

Kampungku Merdeka Lagi



Kampung yang kecil, sunyi, kolot, ter-pinggir-kan. Jauh dari kota besar bahkan dari kota kecil sekalipun. Melalui sungai besar, jembatan yang sudah hampir jatuh, jalan kerikil yang tajam.

Kampungku yang asri, damai, tenang, yang hanya dilewati beberapa pedati dan kerbau dan beberapa kedai kopi dengan TV berwarna 14 inch mendadak ramai ("ya walau hanya masyarakat sekitar saja")karena mendekati Hari Kemerdekaan Negara kami. Bapak Kepala Desa mengumpulkan warganya di Balai Desa dan mengumumkan bahwa kami harus merapikan pekarangan, parit, membuat Gapura, dan acara-acara hiburan lainnya dan tidak lupa harus mengibarkan Bendera Negara di depan rumah masing-masing.

Pekerjaan di sawah, ladang semuanya kami tinggalkan untuk menyambut Hari itu. Hari yang katanya telah memakan banyak korban, banyak siksaan, derita dan ahhhh...banyak lagi deh.

Kamipun tidak tahu betul apakah hari ini membawa kemerdekaan bagi kami. Merdeka Jiwa, Merdeka Wilayah........Kami terus melakukan ini, tiap tahun setiap tanggal ini.
Dengan berjalan ke kota kecil terdekat untuk membeli peralatan perayaan ini sungguhlah berat. Tapi kami mencoba dan tanpa rasa lelah melalui ini.

ahhhh...sudahlah. Aku tidak bisa lagi menceritakan lebih lagi. Jelasnya kami hanya tahu bahwa hari ini hari yang merdeka walau arti merdeka itu "kabur" di mata kami.


2 comments:

  1. Memang hari itu adalah hari yang istimewa bagi bangsa ini dan semoga membawa perbaikan di masa depan, Salam

    ReplyDelete

SARAN DAN KRITIK