Custom Search
SAYA BERHENTI BERJALAN SEJENAK DI BERANDA RUMAH IBU

27 November, 2008

Aku Oleh Suratmu



Aku terkulai dalam rangkulan sisi kamar ini
Pikiranku terus mengelana hingga tiba di gantungan bajuku
Aku tak mampu menduga-duga pikiran ini
Berkecamuk dan meraba kepedihan hati

Dari sela gorden kusam yang menjuntai di atas kusen pintu
Aku rebah di atas dipan dengan lengan kanan menggeletak di kening
Sementara lengan kiriku menindih bungkusan berisi baju
Dan surat darimu di atas perutku

Aku kesakitan, bagai patung, tak mampu berdiri
Aku benar-benar tak tidur, terasa perih
Cahaya matahari fajar sudah merayap pelan menghampiriku
Ditemani bias sinar rembulan yang mulai tertutup perbukitan

Aku menghapus mata ini dengan pungung tanganku
Mencoba tidur untuk menghapus
Dari setiap bayang-bayang




25 November, 2008

Dosa Sang Waktu



Aku terima titipan pesanmu
Pesan indah penuh harap dan rindu
Di tulis oleh jemari indah dan bahasa terindah bagiku
"Yank, aku kangen. Temui saya 20.10 WIB. Pohon mangga".

Aku cepat bergegas, Secepat hilangnya embun pagi
Kucoba menampilkan tubuhku, indah di matamu
Menyiram dengan parfum murahan tapi sangat kau sukai
Kulihat sang waktu mulai memaki, 20.00 WIB

Aku berpacu dengan jarum jamku
Aku tersungging, dia kalah terkapar lemas
Aku tiba sayang, tepat 20.10 WIB
Rekor yang pertama kuraih

Tempat yang dingin, sunyi
Tiada sosokmu disana, sembunyikah?
Aku hanya temukan jam pemberianku, serta sebaris pesanmu
"Sialan, aku benci, jangan temui aku lagi, kau telat"

Aku menghela nafas dalam-dalam
Terpaku diam dengan penampilan hebatku
Dengan wangi parfum yang mulai pudar
Semua hanya untuk malam dan pohon mangga itu, ternyata bukan untukmu

Kamu salah, kamu salah
Aku tak salah, aku tepat dan tak berdosa
Jammu kecepatan 10 menit dari jamku
Aku lihat dari jam yang kamu tinggalkan di TKP

Kamu sirna melintasi bayang-bayang malam
Tak kan kembali
Di pohon mangga
Karena sang waktu



24 November, 2008

Kata Yang Tak Terucap


Aku tak mampu bermain kata
Sepatahpun tidak, bergumam pun tidak
Aku mengerang tertahan
Menangis tak menitik air mata, 1/2 tetes pun tidak

Hampir punah oleh sang buas
Tak ada sehelai daun tuk berlindung
Aku terserak bak sampah
Bermuara pada tong-nyapun tidak

Apakah sabar masih etis bagiku?
Berjalan dengan cibiran dan maki
Bagai narapidana yang tak terpidana
Terpenjara oleh sang waktu

Aku dalam gelap
Menunggu terang yang tak terjanjikan


10 November, 2008

3 Menit Menjadi "CINTA"


(menit pertama)
Ku kan bercengkrama dengan Nafsu dan turunannya
Membagi tugas dengan Mereka
Agar aku bersih, suci dan indah

(menit kedua)
Ku kan berkunjung kepada Logika
Bersekutu dengan Beliau
Agar aku tidak tersesat dan bodoh

(menit ketiga)
Ku kan rasuki hati kekasihku
Melihat setiap ruangnya
Kurebahkan diriku disana
Sejenak.........


03 November, 2008

Lihat Aku "Terakhir"

Aku tak bisa lagi menopangmu
Aku tak kuasa lagi
Aku mau roboh
Pergi saja.......

Aku sudah kerdil
Aku sudah lapuk
Aku sudah renta
Aku sudah binasa

Aku telah coba
akhhhh.....ga bisa
akhhhh.....ga sanggup
Pergi saja......

Tinggalkan saja aku
Roboh karena waktu
Melebur dalam waktu
Terhempas ke tanah itu

akhhhhh..............

01 November, 2008

Aku Hendak Pergi


Berat rasanya
Sesak terasa

Banyak kisah indah
Cerita klasik

Kau titisan dewi
Ranum di hatiku

Kenanglah kasih
Kenanglah kita

Kau masih sempurna
Selalu sempurna

Bagiku