Custom Search
SAYA BERHENTI BERJALAN SEJENAK DI BERANDA RUMAH IBU

30 August, 2008

Detik Duka



Detik ini.....aku bagai hilang dari diriku
Tak mampu berkata-kata, bergumam sekalipun
15 menit hampir tak berhela napas
Kala mendengar kabar itu

Ke-empat telah pergi
Dengan tenang tanpa diriku lagi disana
Sama seperti ke-tiga lainnya
Gugur tanpa pelukanku

Selamat jalan "nenek-ku tersayang"
Kudoakan dari jauh
Semoga bahagia disana dengan mereka
Sembari sampaikan pesan buat mereka..."Aku rindu"



28 August, 2008

"Nakhoda" Dan Luka


Bila terkenang olehku
Waktu kita bersama, merajut kasih, menjalin jala cinta
Cinta yang akan kita tebar
Di ladang asmara yang luas

Hamparan kata indah
Menghiasi perjalanan kala itu
Sejuta rintangan menghalau arah
Tapi kamu tetap teguh bersamaku

Pernah aku memintamu
Meninggalkanku, meninggalkan rajutan itu, kikis kenangan kita
kamu malah benamkan wajahmu di dadaku
Dan bisikkan kata indah tepat di tengah telingaku
"Aku tak mampu sayang, tidak akan"

Seiring bisikanmu, kujalani hidup demi kerelaanmu
Mencoba menjadi nakhoda terbaik dalam ganasnya badai
Tapi kamu malah sirna, sirna menjadi bayang-bayang
Meninggalkan aku pada badai dan gelombang

Aku tahu kamu lelah
Aku tahu perjalanan ini tak seindah impianmu
Kamu sudah tahu itu
Jauh sebelum kamu mengenal aku

Aku terombang-ambing kini
Mencoba mencari arah
Menjadi nakhoda tanpa kapal
Dengan luka dan kenangan


26 August, 2008

Buta Akan Kesempurnaan


Siapa yang tidak ingin mendapatkan pendamping hidup, apalagi pendamping itu hampir sempurna (almoust perfect).

Alkisah....
dia mendengar berita bahwa ada insan yang sangat sempurna persis seperti kriteria yang diinginkannya pada suatu gedung berlantai 4. Perlu saya jelaskan kembali bahwa beberapa kriteria yang diinginkannya adalah paras yang bagus, kaya, taat beribadah dan baik hati.

Pada lantai pertama. Dia mendapatkan insan yang sangat kaya, paras yang bagus, dan baik hati. Tapi sayang, insan ini tidak taat beribadah sehingga dia melanjutkan ke lantai 2.

Pada lantai kedua. Dia bersyukur melihat insan tersebut sedang beribadah, setelah berbincang-bincang insan ini sangat baik hati dan memiliki wajah yang sangat menawan. Tapi malang, insan ini tidak memiliki harta kekayaan. Dia melanjutkan petualangan opsesinya...

Di lantai ketiga. Dia bertemu dengan insan yang sangat kaya, taat beribadah dan baik hati. Tapi ini juga harus dilupakannya karena tidak memiliki paras yang bagus dan menawan...

Dia melangkah penuh harap pada kesempatan terakhirnya....

Di lantai keempat. Dia terkejut dengan detak jantung yang tak berirama lagi. Dia benar-benar telah menemukan sosok yang sempurna baginya. Kaya, Baik hati, Paras bagus, dan taat beribadah....
Dia katakan dengan lemah lembut dan penuh optimis, "Kamu benar-benar sosok yang aku cari selama hidupku, Sudikah kamu menjadi pendampingku?". Ujarnya penuh harap.
Dengan senyuman pertanyaannya dijawab pelan. "Maaf, saya menunggu orang yang sempurna".

Dia pulang dengan perasaan yang "haaahhhh, saya tak sanggup menuliskannya dengan kata-kata.......".


25 August, 2008

Dialog Semu Dalam Sujudku


Dalam sujudku malam ini, terbayang seraut wajah dengan tubuh kekar tersenyum indah seindah purnama yang selalu didampingi satu bintang. Wajah yang selalu aku rindukan, ingin selalu memanggilnya. 6 tahun sudah aku tidak pernah memanggil dengan kata itu, "Ayah"...

Aku tidak tahu dia sekarang dimana, mungkin saja dia bahagia, mungkin juga tidak. Namun malam ini aku coba bercerita dengannya, cerita yang belum berubah semenjak ditinggalnya...

Ayah....
Aku baik-baik saja, begitu juga dengan Ibu
Ibu masih sama seperti dulu, saat kamu ada disampingnya
masih menghirup bau tanah sawah kita
walau terkadang terbaring letih
karena tak kuasa menahan rindu untukmu dan lelahnya hidup

Tapi Ayah jangan khawatir
Ibu akan selalu kupeluk, pelukan terhangat yang kumiliki
Aku coba Ayah walau tak sehangat pelukanmu untuknya...

Ayah...
Aku belum bisa berpijak, belum menjadi impianmu
Tapi aku terus mencoba ayah
Hingga aku juga terbaring disisimu, terkulai lemah

Ayah tidak perlu meminta maaf padaku
Karena tidak bisa membelikan aku baju terakhir
Baju yang akan kupakai pada pernikahanku
Disisi menantumu yang selalu ingin kau lihat

Ayah...
Aku tahu kami yang terbaik bagimu
Dalam sujudku ini kuhaturkan doa untukmu
semoga kamu bahagia disana
tempat yang sama sekali aku belum tahu....

Ayah...
Aku pergi dulu
Membaringkan badan lemah ini
Menutup mata ini sekejap
Mengharap mimpi bertemu denganmu



22 August, 2008

Sesuatu Yang Tak Akan Usai



Terimakasih sayang...
Kamu telah izinkan aku singgah di hatimu
Merajut bahagia dikekang derita
Terimakasih kamu mau menari dihadapku sayang

Aku tahu semua ini salah
Kamu harusnya selalu senyum
Bukan derita tanpa ujung
Hidup bersamaku kelak

Desahanmu mulai kabur, Sekabur bulan digerayangi awan hitam
Kata-katamu tak lagi indah, tak ada lagi ledekan cintamu
Bisikanmu terasa asing
Mengisyaratkan aku harus pergi...Segera

Indah buatmu bila aku memang harus pergi
Senyuman buatmu bila aku harus tiada

Baiklah sayang
Semua telah usai
Puisi dan cinta telah usai
Desahan menjadi raungan

"Mencintaimu" tak akan usai sayang
Tak akan....



21 August, 2008

PRIVATE CINTA



Kamu hadir saat itu. Saat aku belum mengenal apa itu cinta, apa itu sayang, apa itu perempuan. Kau berikan semua itu, ajari aku pelan-pelan sehingga aku hampir terampil dengan semua itu.

Kau bagaikan Dosen Pembimbing Akademikku dulu. Banyak hal indah kau tunjukkan di pelupuk mata ini, mata yang senang akan hal itu. Dekapan hangat nan tulus mendarat di dada ini, dekapan tubuhmu yang sintal dan seksi. Bibir yang tipis dan indah bila berucap kata cinta dan sayang, merayu aku agar tenggelam dalam rangkulanmu.

Sesekali kau merayu dengan manja sambil membisikkan kata-kata di telinga ini yang sampai sekarang aku tidak tahu apa yang kau ucapkan. Karena aku tidak peduli apa itu. Itu pasti cinta, pasti ingin belaian.

Namun, aku terkejut, marah, benci
Ternyata aku murid cintamu yang ke-11
Ternyata kau guru private
Private cinta


Singkat, Panjang

Hidup ini singkat
Itu kata yang sulit kuterima
Ada pertanyaan dalam hatiku
Kenapa?

Penderitaan ini masih panjang
Sementara hidup ini sangatlah singkat
Kapan aku bahagia lagi
Apa memang tidak akan pernah?

Kenapa hidup ini singkat
Sementara Penderitaan panjang
Kenapa tidak Penderitaanku saja yang singkat
Sementara Hidupku lama

Ahhh...
Aku dikejar waktu
Diburu.....
Time limited

20 August, 2008

Tempat, Bukan Tempat?


Guru Matematikaku Sarjana Peternakan
Guru Biologiku bidang Kimia
Guru Kimiaku bidang Biologi merangkap PPKN
Guru Komputerku bidang Statistika

Mana tempat mereka
Yang seharusnya disitu
Apakah itu sama?

Guruku banyak
1/2 nya ga ada yang Sarjana Pendidikan
Adapun cuma Honorer
ahhh...ga tahulah
Mungkin mereka mengajar doank tanpa ada konsepdan teknik mengajar

Udahlah...
Memang negara ini ga ada disiplin ilmunya.......


"SEKOLAH?"


Kemaren saya dan rekan-rekan berkeliling daerah saya, TAPANULI SELATAN. Mengelilingi beberapa sekolah disana. Mencoba memberikan motivasi kepada siswa kelas III SMU. Mencoba memberikan pemahaman bahwa Pendidikan itu bukan untuk mencari uang, melainkan mencari ilmu, TITIK. Kita harus lalui proses pendidikan dari SD s/d Seterusnya tanpa harus memikirkan "menjadi apa" nanti. Pendidikan itu hanya untuk mengubah pola pikir kita semata bukan untuk mengharapkan uang kalau sudah tamat. Nah, setelah proses itu selesai wajar bagi orang-orang yang mempunyai "pemikiran" mendapatkan "reward/balas jasa" atas pemikirannya tersebut. Disitu letak perbedaannya.

Ini saya katakan karena banyak orangtua menyuruh anaknya sekolah agar suatu saat jadi orang kaya, banyak duit dan embel-embel gengsi lainnya. Kalau untuk mencari uang kenapa harus sekolah?. Banyak kok orang buta huruf atau tamatan SD kaya raya bahkan bisa sekolahkan anaknya sampai DOKTOR atau Sarjana. Jadi kenapa harus CAPEK-CAPEK SEKOLAH....

Kita sekolah bukan untuk mencari gelar Sarjana, Dokter, Spd dan lain sebagainya. Kita sekolah hanya untuk mencari dan mengubah pola berpikir tersebut. Karena kalau hanya untuk mencari "gelar" bagaimana kalau kita dipanggil Yang Maha Kuasa di semester terakhir bahkan di saat 1 hari setelah wisuda. Yang terjadi pasti kekecewaan dan penyelesalan.

Tapi di ujung pembicaraan saya dengan mereka saya katakan bahwa itu adalah menurut pemikiran saya. Dan saya harap saya selalu salah dengan hal itu. "Ini hanya sebagai topik berpikir saja bagi kita". Ujar saya.

Saya hanya ingin meluruskan niat "ber-sekolah" itu sendiri. Karena pendidikan sekarang sangat "Mahhal" bukan "mahal" lagi. jadi, alangkah ruginya kalau niatnya hanya untuk target/niat yang tidak jelas menurut saya.

19 August, 2008

PIL CINTA

Aku lelah sayang, lelah diterpa badai hidup ini.
Kadang tak kuasa menahan hembusan angin sekalipun.
Lelah di caci maki jalanan, di hina camar sambil cengar-cengir
Ingin kukeluar dari rasa ini sayang, keluar dari dunia ini...

Kujalani sisa-sisa hidup ini untuk memberikan setangkai mawar buatmu. Mawar yang tak sanggup kubeli, andaipun mampu hanya mawar berdarah tanpa tangkai.

ahhh...sudah ya sayang...tidak perlu lagi aku goreskan kisah ini. Karena aku yakin kamu pun paham betul semua ini...

Aku akan selalu berdiri..
Mencoba berdiri kokoh..
Walau hanya dari kekuatan PIL CINTA darimu...





15 Detik


Dulu....
Memang sudah lama sekali
Kita mencoba merajut sesuatu
Sesuatu yang sangat berarti

Singkat memang...
Hanya beberapa detik rasanya
Hanya beberapa pelukan
Namun terasa lama, dalam, indah

haah...
Mungkin memang salahku
Menepis semua itu
Mendustai hati, cinta, dan dirimu

Kini kau terasa jauh...
Hingga aku tidak melihat bias-bias wajah itu
Wajah yang selalu untukku
Wajah yang pasrah di pelukanku

Memang aku bukan milikmu
Begitu juga denganmu
Tapi aku mohon
Biarkan aku mencintaimu

Ini bukan selingkuh
Ini bukan tentang "itu"
Ini cinta
Ini rasa

Mencintai walau tak memilikimu
Anugrah bagiku, indah buatku
Berikan aku waktu....seperti dulu
15 Detik saja


16 August, 2008

BUDAYA YANG TERKIKIS

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Mempunyai kemajemukan budaya, bahasa serta adat-istiadat. Indonesia memiliki kebudayaan yang khas yang merupakan ciri bangsa Indonesia itu sendiri di mata dunia.


Banyak pendapat yang mengatakan bahwa budaya kita mulai terkikis akibat budaya barat. Budaya yang sama sekali tidak sesuai di adat Timur ini. Ada juga yang mengatakan bahwa budaya Indonesia ter-abrasi oleh benua eropa. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa budaya kita terkikis akibat budaya kita budaya yang primitif, kolot dan harus mampu berkolaborasi dengan budaya barat.

Kita tidak bisa nafikan bahwa segala sesuatu di muka bumi tidak ada yang tidak berubah. Kita tidak bisa menghambat laju perubahan dunia. Waktu adalah variabel yang tidak bisa lepas dalam kehidupan ini. Namun ada satu hal yang perlu kita pikirkan menurut hemat saya. Baiklah budaya itu berubah, ber-metamorfosis, ber-kolaborasi atau hal semacamnya. Tapi ada esensi budaya itu sendiri yang harus kita jaga. Nilai budaya yang tidak akan bisa hilang. Format, aturan, situasi, kondisi boleh saja kita sesuaikan dengan budaya lainnya, tapi nilai dan akal budi budaya itu harus tetap dijaga kemurniannya.

Sebenarnya yang menghilangkan budaya kita sendiri bukanlah budaya barat, eropa atau zaman ini sekalipun. Kita jangan jadikan budaya kita budaya yang menuduh. Menuduh bahkan mengkambinghitamkan budaya lain sebagai variabel peubah budaya kita sendiri.

Menurut saya, kita sendiri yang tidak mampu menjaga budaya kita, melestarikannya, menjaga nilai dan akal budinya. Kita sendiri yang tidak bangga dengan budaya kita. Kita malu, rendah diri bila memakai budaya itu. Tidak tepat kita menyalahkan budaya orang/negara lain. Tidak tepat....

Semoga aku salah....


Haaahh



haah...
sepi malam ini bagai selimut tebal di tubuhku
berbaring di peraduan murahan
sesekali terpejam tak tertahankan

haah...
lelah...selelah siang menunggu malam habis
bosan...sebosan matahari menunggu bulan pergi
gelap...segelap malam ini

haah...
aku juga lelah
aku juga bosan
kenapa harus selalu begini

haah...
jangkrik kegirangan
melantunkan syair-syair indahnya
kodok menari di atas tanah yang basah

haah...
tapi aku selalu begini
tak bisa memejamkan mata
selalu disiksa, dihisap
oleh nyamuk-nyamuk berengsek ini

15 August, 2008

Kampungku Merdeka Lagi



Kampung yang kecil, sunyi, kolot, ter-pinggir-kan. Jauh dari kota besar bahkan dari kota kecil sekalipun. Melalui sungai besar, jembatan yang sudah hampir jatuh, jalan kerikil yang tajam.

Kampungku yang asri, damai, tenang, yang hanya dilewati beberapa pedati dan kerbau dan beberapa kedai kopi dengan TV berwarna 14 inch mendadak ramai ("ya walau hanya masyarakat sekitar saja")karena mendekati Hari Kemerdekaan Negara kami. Bapak Kepala Desa mengumpulkan warganya di Balai Desa dan mengumumkan bahwa kami harus merapikan pekarangan, parit, membuat Gapura, dan acara-acara hiburan lainnya dan tidak lupa harus mengibarkan Bendera Negara di depan rumah masing-masing.

Pekerjaan di sawah, ladang semuanya kami tinggalkan untuk menyambut Hari itu. Hari yang katanya telah memakan banyak korban, banyak siksaan, derita dan ahhhh...banyak lagi deh.

Kamipun tidak tahu betul apakah hari ini membawa kemerdekaan bagi kami. Merdeka Jiwa, Merdeka Wilayah........Kami terus melakukan ini, tiap tahun setiap tanggal ini.
Dengan berjalan ke kota kecil terdekat untuk membeli peralatan perayaan ini sungguhlah berat. Tapi kami mencoba dan tanpa rasa lelah melalui ini.

ahhhh...sudahlah. Aku tidak bisa lagi menceritakan lebih lagi. Jelasnya kami hanya tahu bahwa hari ini hari yang merdeka walau arti merdeka itu "kabur" di mata kami.


INDONESIA DAN AKU

Hari ini 63 tahun genap sudah
Hari yang cukup melelahkan buatmu
Perjalanan yang begitu jauh
Lelah....

Walau kata "Merdeka" tak sebergema dulu
Bambu tak seruncing dulu
Ada yang harus kau tahu
Hatiku tak beku untukmu

14 August, 2008

ASAL-USUL ORANG BATAK

Pertanyaan itu sering muncul di hati saya. Dari mana awal muasal orang batak?
Saya selama ini mempunyai hipotesis yang mungkin. Hanya ada dua daerah asal masuk ke wilayah Selatan Sumatera Utara. Pantai Barat dan Sungai Barumun. Terbukti dengan adanya candi Portibi.

ASAL USUL ORANG BATAK

Jauh beratus tahun dahulu sekitar abad keenam orang-orang India Selatan dan India Tengah telah diusir keluar oleh penakluk berbangsa Aryan yang gagah perkasa. Mereka berhijrah melintasi Gunung Himalaya ke Burma dan kemudiannya turun ke Semenanjung Tanah Melayu dan akhirnya setelah melintasi Selat Melaka mereka mendirikan penempatan di sekitar Batang Pane, Daerah Labuhan Batu. Kerajaan mereka dinamakan Munda Holing iaitu Kerajaan Keling dari Munda.

Kerajaan ini berkembang dengan jayanya sehingga dapat meluaskan tanah jajahannya ke seluruh tepian pantai Selat Melaka hingga ke Singgora/ Patani. Mereka telah mendirikan sebuah candi yang sangat indah dan besar yang kini dinamakan Candi Portibi. Kerajaan ini juga dikenali sebagai Kerajaan Portibi.

Di abad kesembilan, kerajaan yang telah masyur ini mendapat perhatian Kerajaan India Selatan. Perluasan empayarnya telah membimbangkan Maharaja Rajenderasola dari India Selatan. Akhirnya Maharaja Rajenderasola telah menyerang Kerajaan Portibi pada awal abad kesembilan.

Alkisah, mengikut ceritanya sewaktu Maharaja Rajenderasola menyerang Kerajaan Portibi itu Baginda telah ditentang oleh seorang putera Munda Holing bernama Raja Odap-Odap. Peperangan yang berlarutan itu memakan masa lebih kurang tujuh tahun sehinggalah Maharaja Rajenderasola beroleh kemenangan. Raja Odap-Odap yang tewas telah berkelana di Padang Lawas tanpa tentu arah tujuannya.

Hatta, kisah kerajaan Portibi pula semasa berlaku peperangan dengan Maharaja Rajenderasola, tunang kepada Raja Odap-Odap bernama Boru Deakparujar telah mendapat alamat supaya segera meninggalkan Kerajaan Portibi lantaran Dewata Raya sudah tidak lagi menyebelahi mereka. Lalu Puteri Deakparujar itu pun mengumpulkan pengikutnya serta menggenggam tanah Portibi dan berangkatlah menuju matahari naik. Mereka terpaksa mendaki sebuah gunung yang tinggi yang dinamakan oleh mereka Dolok Malea sempena nama Himalaya yang telah dilintasi oleh nenek moyang mereka di abad yang keenam.

Akhirnya setelah menuruni Dolok Malea mereka telah sampai di satu kawasan yang pamah tetapi dikelilingi oleh bukit bukau. Mereka telah mendirikan penempatan yang baru untuk orang-orang Munda Holing tersebut. Penempatan tersebut dipanggil Pidoli yang kini terbahagi kepada Pidoli Dolok dan Pidoli Lombang. Puteri Deakparujar diangkat memerintah Kerajaan Mandala Holing iaitu kawasan orang-orang Keling.

Kerajaan ini telah tegak dengan jayanya dan sekali lagi berkembang maju. Segala dagang senteri mula singgah dan berniaga di negeri tersebut hingga ianya termasyur ke mana mana.

Tersebut pula akan kisah tunangan Boru Deakparujar yang telah berkelana di Padang Lawas, akhirnya Raja Odap-Odap pun sampailah di Pidoli yang diperintah oleh Boru Deakparujar. Dalam keadaannya cumpang camping itu tidak seorang pun anak negeri yang kenal akan raja mereka tersebut. Lagipun tempoh perpisahan yang begitu lama selama tujuh belas tahun tentulah masing-masing sudah berubah. Raja Odap-Odap pun dibawa masuk mengadap Puteri Deakparujar untuk mendapatkan pekerjaan bagi menampung hidupnya. Adat dahulu kala apabila rakyat mengadap raja, ianya hendaklah merangkak kehadapan singgahsana lalu sujud di kaki raja tersebut. Keadaannya yang cumpang camping dengan pakaian kulit binatang yang masih belum dibuang ekornya itu mmberikan gambaran yang Raja Odap-Odap itu keadaannya seperti cicak yang merangkak. Maka itu hingga ke hari ini di setiap rumah adat orang-orang Batak akan kelihatan gambar cicak sebagai simbol pertemuan Raja Odap-Odap dengan tunangannya Boru Deakparujar di Pidoli.

Raja Odap-Odap diambil bekerja di kandang kuda Puteri Deakparujar kerana kecekapannya memelihara kuda. Pada suatu hari Puteri Deakparujar telah dihadiahkan seekor kuda jantan yang sangat garang hingga tiada sesiapapun yang dapat menjinakkannya sedangkan Puteri tersebut kepingin untuk menunggangnya.Setelah banyak gembala kuda mencuba untuk menjinakkannya tetapi semuanya gagal juga. Maka pada suatu hari Raja Odap-Odap pun diminta oleh Tuan Puteri supaya menjinakkan kuda tersebut.

Bagitu Raja Odap-Odap menghampiri kuda tersebut ianya menundukkan kepalanya setelah diusap-usap kepalanya. Raja Odap-Odap pun menunggang kuda tersebut dengan baiknya. Semua yang hadir kehairanan dan tercengang-cengang.

Memandangkan Raja Odap-Odap telah berjaya menjinakkan kuda liar tersebut Puteri Deakparujar pun sangat gembira lalu dipersalinkannya Raja Odap-Odap dengan pakaian yang baik-baik setelah selesai disintuk, berlangir dan mandai. Begitu siap dipersalinkan maka dibawalah mengadap Tuan Puteri. Alangkah terkejutnya Tuan Puteri apabila melihat wajah Raja Odap-Odap yang mirip wajah tunangannya. Hampir sahaja Tuan Puteri pengsan jika tidak cepat disambut oleh dayang-dayangnya.

Mengikut adat hamba tidak dibenarkan menatap wajah raja maka keadaan tersebut tidak diketahui oleh Raja Odap-Odap, hinggalah Tuan Puteri memintanya mengangkat mukanya menatap wajah Baginda. Kedua-duanya amat terperanjat dan terpinga-pinga kerana tidak disangka mereka akan bertemu dalam keadaan sedemikian rupa. Apabila kedua-duanya telah kenal antara satu sama lain lalu bertangisanlah mereka. Gemparlah seluruh istana di Pidoli menyatakan bahawa gembala kuda raja itu sebenarnya adalah putera Munda Holing yang hilang sekian lama.

Keaadaan sedih menjadi gembira, lalu kedua anak raja itu pun dikahwinkan dengan acara yang paling meriah selama empat puluh hari empat puluh malam. Kedua-duanya pun memeintahlah Kerajaan Mandala Holing di Pidoli tersebut. Namun begitu barang yang telah ditetapkan oleh Puteri Deakparujar tidak pernah dihalang oleh Raja Odap-Odap, begitulah hormatnya baginda akan tuan puteri yang merupakan tuan rumahnya.

ASAL BATAK

Keturunan keenam dari Boru Deakparujar dan Raja Odap-Odap, salah satu darinya bernama Datu Dandana Debata. Dia adalah seorang yang banyak saktinya dan menjadi Datu/Pawang di istana raja pada masa itu. Anaknya adalah keturunan ketujuh dari Boru Deakparujar bernama RAJA BATAK. Beliau juga seperti ayahnya sangat handal dan tinggi ilmu batinnya.

Oleh kerana masyarakat Mandala Holing berasal dari India yang mengamalkan sistem kasta maka itu keturunan raja adalah dilarang bercampur darahnya dengan darah hamba. Pantangan ini sangat keras pada masa itu.

Ditakdirkan oleh Dewata Raya, ketua bagi segala hatoban iaitu Datu Ompung Dolom yang duduk di Sopo Godang tetapi tidak boleh bersuara kecuali menerima kerja, mempunyai seorang puteri yang sangat jelita.

Walaupun telah ditegah tetapi Raja Batak tetap dengan pendiriannya untuk menggauli anak Datu Ompung Dolom tersebut, hinggakan mengandung. Apabila berita tersebut diketahui oleh Raja maka perintah menangkap Raja Batak pun dikeluarkan. Namaun begitu tidak ada seorang pun yang dapat menangkap Raja Batak yang sakti itu, malah ramailah panglima yang terkorban di dalam usaha mereka untuk menangkap Raja Batak tersebut.

Setelah habislah ikhtiar untuk menangkap Raja Batak maka Datu Dandana Debata pun dipanggil raja untuk mencuci arang di muka. Apabila raja bersungguh-sungguh meminta supaya Raja Batak dibuang maka sembah Datu Dandana Debata kepada Baginda:

"Ampun tuanku beribu-ribu ampun, sembah patik mohon diampun, akan Raja Batak itu tidak akan ada sesiapapun yang boleh membunuhnya. Telah patik turunkan segala ilmu dan muslihat peperangan kepadanya. Lagipun tidak boleh kita menitiskan darah raja di tano handur, tano malambut, tano lulambu jati, tano padang bakkil Mandailing, tano si ogung-ogung. Sian i ma dalan tu ginjang, partuatan ni omputa, Debata na tolu suhut, na tolu sulu, na opat harajaon, tu banua tonga on......"

Raja pun terdiam, lalu berjanji tidak akan membunuh Raja Batak atau menitiskan darahnya. Setelah menerima pengakuan bahawa anaknya tidak akan dibunuh atau dicederakan maka Datu Dandana Debata pun menyuruh orang membuat jala tiga warna iaitu warna putih, merah dan hitam yang menjadi warna adat dan keramat sehingga hari ini. Apabila jala tiga warna itu siap Datu Dandana Debata pun naik ke atas bumbung rumah anaknya lalu diminta orang memanggil Raja Batak keluar bermain senjata di halaman rumah. Begitu Raja Batak keluar ke halaman rumah ayahnya pun menebarkan jala tiga warna lalu terperangkaplah Raja Batak dan gugurlah segala kesaktiannya.

Sejak itulah maka semua Bagas Godang/ Istana Raja di Mandailing dilentik naik hujung atap rumahnya, agar tidak ada orang yang boleh menebarkan jala dari atas bumbungnya.

SUMPAHAN KE ATAS RAJA BATAK

Apabila Raja Batak dihadapkan di dalam sidang adat maka ia telah dihukum buang daerah bersama seluruh keturunan Datu Ompung Dolom. Pada hari tersebut lalu disebutlah:

"Hee....kamu Siraja Batak nyah/ pergilah kamu dari Tanah Mandailing ini sebagai orang yang hina, orang yang tidak tahu adat, orang yang degil/bendal dan orang yang kasar serta rendah martabatnya.....Kamu diusir ke sebuah pulau yang terletak di atas gunung yang dikelilingi oleh air di tanah gersang yang tiada tumbuh-tumbuhan yang subur yang terpencil dari penglihatan manusia dan binatang....Barang ada keturunanmu hendaklah ia memulakan namanya dengan panggilan Si.....sebagai orang yang hina dari martabat yang rendah.....Tidak boleh di antara kamu memakai perhiasan dari logam kecuali daripada manik tandanya kamu dari keturunan orang yang terbuang....Tidak boleh kamu meninggalkan pulau tersebut selama tujuh keturunan kamu, jika ada yang kemudiannya mendirikan kampung di tanah besar nanti, hendaklah dikelilingi oleh rumpun bambu supaya jelas bahawa kamu adalah dari keturunan yang hina...."

Begitulah kira-kiranya sumpahan ke atas Siraja Batak dan keturunannya selama tujuh generasi. Mereka telah dipisahkan dari pandangan manusia dan binatang, selama tujuh keturunan kerana kesalahan menentang adat dan raja.

Oleh kerana Siraja Batak dibuang bersama seluruh anggota keluarga Datu Ompung Dolom yang merupakan ketua segala hamba maka itu kita dapati dari segi fizikal terdapat perbedaan yang sangat ketara antara Mandailing dan Batak.

Orang-orang Batak biasanya pendek-pendek, rambut kerinting dan kepalanya benjol ke belakang.

Orang Mandailing asli agak tinggi dan tegap, rambutnya ikal mayang, kulit putih kemerah-merahan atau putih kuning.

Walaupun asal usul orang Batak itu dari Tanah Mandailing tapi kedudukan mereka sebenarnya adalah keturunan Datu Ompung Dolom yang merupakan kasta rendah yang menjadi hamba di Mandala Holing iaitu Pidoli kecuali Siraja Batak itu sahajalah elemen Mandailing yang asli.

Oleh yang demikian jelaslah Mandailing itu bukanlah BATAK walaupun BATAK itu asalnya dari Tanah Mandailing.

Siraja Batak itu keturunan ketujuh kepada Boru Deakparujar lalu dibuang dan disumpah untuk tujuh keturunan maka itu orang Batak sentiasa berpegang kepada angka tujuh sebagai angka sakti dan keramat sedangkan orang Mandailing menganggap angka sembilan sebagai angka raja.

SEKITAR BATAK DAN MANDAILING

Banyak telah diperkatakan oleh berbagai orang mengenai Batak dan Mandailing. Umpamanya Batak Mandailing. Batak itu terbahagi kepada lima kumpulan iaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing dan Batak Pakpak.

Andaian seperti ini telah mengelirukan ramai orang. Ada pula mengatakan bahawa Mandailing itu asalnya dari Toba turun ke Mandailing.

Logiknya semua tamadun tidak pernah wujud dari gunung lalu turun ke lembah. Biasanya tamadun itu bermula dari kuala sungai dan naik ke lembah lalu ke gunung. Kawasan lembah adalah sumber bagi segala kehidupan sama ada di darat, di sungai ataupun dilaut.

Perhubungan juga adalah melalui muara sungai ke laut. Mereka yang mendiami dataran tinggi atau gunung adalah terdiri daripada orang yang kalah perang ataupun orang yang diusir dari masyarakat adat yang bertamadun.

Di abad ketigabelas hikayak Jawa ada mencatitkan mengenai serangan tentera Majapahit ke atas Lamuri dan Mandailing tetapi nama Batak tidak tercatit samasekali. Jelaslah bahawa Mandailing itu sudah jauh bertapak dan diketahui pada masa itu.

Tonggo-tonggo Siboru Deakparujar masih dibacakan di dalam setiap upacara kecil atau besar orang-orang Batak. Di sana ia menyatakan bahawa jalan ke kayangan dan tempat temasya nenek moyang orang Batak adalah di Mandailing. Bukankah ertinya mereka mengakui bahawa asal usul mereka orang Batak datang dari Tanah Mandailing? Maka itu Mandailing itu lebih awal dan lebih dahulu ada sebelum adanya orang Batak. Bagaimana pula akhir ini Mandailing pula menjadi Batak?

Peranan orang Batak mulai tampil kehadapan apabila mereka memeluki agama Kristian di zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Oleh kerana mereka beragama Kristian sedangkan orang Mandailing majoritinya beragama Islam maka orang-orang Batak telah diberikan tempat istimewa dalam pentadbiran kerajaan Belanda di Indonesia. Lama kelamaan mereka menguasai sebahagian besar teraju pentadbiran lalu menjadi terkenal. Atas dasar tersebutlah maka kedudukan orang Batak menjadi kukuh dan dominan lalu suku kaum Mandailing yang satu ketika merupakan bangsa yang tamadun dan tinggi martabatnya tenggelam begitu sahaja.

Pengaruh Islam yang kuat di kalangan orang Mandailing juga telah melenyapkan sebahagian besar identiti budaya dan tulisan orang Mandailing. Akhirnya semua itu tidak lagi merupakan warisan yang penting kepada orang Mandailing, sedangkan di Toba semuanya dipertahankan.

Salasilah atau torombo Raja-Raja Mandailing sama ada dari Marga Nasution atau Lubis tidak satu pun menunjukkan bahawa mereka berasal dari Toba atau Karo sebaliknya mereka adalah masing-masing berasal dari Minangkabau dan Bugis.

Penggunaan perkataan SIRAJA BATAK, apabila pangkalnya ditambah dengan perkataan 'SI' ianya menunjukkan kedudukan dan martabat orang yang rendah. Dalam istilah purbakala jika seseorang itu dari keturunan bangsawan ianya menggunakan panggilan pangkalnya 'SANG' umpamanya Sang Sapurba, Sang Adika, Sang Nila Utama dan sebagainya.

Binatang-binatang yang gagah juga dipanggil Sang Harimau, Sang Buaya, Sang Purba/ Gajah tetapi kepada binatang yang kecil dan lemah dipanggil Sikatak, Sicicak, Sikera dan sebagainya.

Begitu juga keadaannya dengan manusia yang lemah dan tidak mempunyai darjat lalu dipanggil Siluncai, Siawang, Sikodok, Sibuyung dan sebagainya.

Perbedaan ini jelas sekali apabila marga-marga di Tanah Batak menggunakan pangkal perkataannya dengan istilah 'SI' iaitu Sinambela, Simanjuntak, Sinaga, Siotang, Siregar dan sebagainya.

Marga-marga di Tanah Mandailing tidak satu pun menggunakan istilah pangkalnya dengan perkataan 'SI' contohnya Nasution, Lubis, Rangkuty, Batubara, Parinduri dan sebagainya.

Walaupun berbagai tafsiran dapat kita kemukakan, namun satu perkara yang tidak dapat dinafikan ialah kawasan Toba adalah tanah gersang. Tidak akan ada manusia primitif yang sengaja ingin ke sana untuk membuka penempatan. Manusia lazimnya mencari tanah yang subur untuk bercucuk tanam kerana itulah sumber kehidupan masyarakat dahulu kala.

Sifat dan sikap orang Batak adalah kasar, tidak teratur dan tidak dapat mengawal perasaannya. Ciri-ciri perwatakan mereka ini menunjukkan bahawa mereka memanglah terdiri dari manusia yang kurang sopan. Maka itu di Mandailing apabila anak mereka jahat atau bandel secara spontan mereka akan mengeluarkan istilah "Bataknya kau ini"

Istilah tersebut telah digunakan berkurun-kurun lamanya hinggakan masyarakat Mandailing telah lupa sejarah istilah tersebut merujuk kepada Siraja Batak yang derhaka kepada raja dan tidak mahu mengikut peraturan adat pada zaman dahulu kala.

Dari nama Siraja Batak itulah seluruh keturunannya dan juga keturunan Datu Ompung Dolom yang merupakan ketua segala hamba ataupun hatoban dipanggil "BATAK" iaitu orang-orang Batak.

Perlu ditegaskan bahawa perkataan "BATAK" bukanlah bermaksud ianya satu bangsa, tetapi sebaliknya ia adalah satu istilah yang digunakan oleh oang Mandailing untuk menunjukkan sikap seseorang yang tidak tahu adat dan peraturan, orang kasar dan tidak terkawal sikapnya. Ini juga menunjukkan tentang status dan kedudukan orang yang dimaksudkan itu rendah martabatnya. Namun pada masa sekarang, lantaran pengaruh Belanda di zaman penjajah begitu kuat maka istilah Batak/ orang Batak yang kebanyakannya Kristian telah diangkat mendiami Sumatera Utara iaitu di Tapanuli.

KEBANGKITAN BATAK
Di abad ke tigabelas tentera Majapahit telah menyerang Mandailing iaitu Kerajaan Mandala Holing yang berpusat di Pidoli. Dengan itu hancurlah kerajaan Mandala Holing dan pengaruh agama Hindu di Tapanuli Selatan.

Saki baki orang-orang Munda telah lari bertempiaran ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Mereka yang tertawan telah dibawa sebagai hamba abdi.

Di akhir abad ke tigabelas saki baki tentera Mandala Holing telah dapat berkumpul dan bergaul dengan masyarakat peribumi di sekitar Aek Batang Gadis lalu mereka telah mewujudkan marga Poeloengan yang kemudiannya berjaya mendirikan tiga bagas godang mereka di atas tiga puncak gunung. Namun begitu kerajaan tersebut hanya merupakan kerajaan kampung sahaja.

Orang-orang Batak yang terbuang di Pulau Simosir telah dapat membangunkan semula adat kepercayaan mereka yang bergaul antara kepercayaan Hindu dan aninisme serta penyembahan roh-roh nenek moyang mereka. Pusat mereka ialah di Busut Puhit.

Kedatangan misi Kristian ke Tanah Batak telah mengubah keadaan hidup masyarakat orang Batak yang tidak mempunyai kepercayaan teguh kepada mana-mana agama. Kebanyakan mereka telah memeluk agama Kristian.

Setelah mereka menganut agama Kristian pihak penjajah Belanda membawa mereka ke alam pembelajaran, penulisan dan pembacaan. Oleh kerana pihak Belanda memerlukan tenaga kerja sebagai perantaraan penjajah dengan masyarakat peribumi maka orang-orang Batak yang telah diKristiankan ini menjadi pilihan utama untuk menjalankan dasar pecah dan perintah tersebut.

Orang Batak secara tidak langsung telah mendapat tempat di dalam setiap bidang pentadbiran Belanda. Kedudukan ekonomi dan status sosial mereka mulai meningkat.

Orang-orang Mandailing yang telah memeluk agama Islam sewaktu gerakan tenteri paderi yang dipimpin oleh Imam Bonjol dan pengikutnya menjadi golongan fanatik agama. Mereka menentang apa sahaja pembaharuan yang dibawa oleh Belanda.

Memandangkan adat istiadat nenek moyang mereka banyak yang bertentangan dengan agama Islam maka orang-orang Mandailing telah membuang adat resam mereka yang telah diamalkan sejak dahulu. Lama kelamaan dari segi adat budaya, tulisan dan pertuturan orang Mandailing mulai kehilangan keutuhannya.

Berbeda dengan orang Batak walaupun mereka telah memeluk agama Kristian mereka tetap berpegang teguh kepada adat resam dan budaya mereka. Sehingga sekarang orang Batak masih dapat bertahan dan terus mempertahankan adat budaya dan tulisan mereka.

Kekuatan dan ketahanan adat resam, budaya hidup, kesenian, tulisan dan bahasa Batak ini telah ditonjolkan oleh mereka dari zaman ke zaman sehinggalah mereka bangkit sebagai satu suku bangsa yang kuat dan utuh.

Seperkara lagi orang-orang Batak telah berjaya menghidupkan kegemilangan warisan sejarah mereka dari semua sudut, sama ada sejarah anthropologi, arkiologi atau sejarah patriotismenya.Sisingamangaraja telah ditonjolkan sebagai salah seorang pahlawan kebangsaan dari keturunan Batak. Malangnya orang-orang Mandailing telah gagal berbuat sedemikian hingga kesan mereka ke atas masyarakat Indonesia langsung tidak mempunyai signifikan.

Satu lagi contoh yang nyata ialah Batak Toba mempunyai contoh rumah adat mereka yang lengkap dan teratur. Begitu juga dengan Batak Karo dan Batak Simalingun semuanya mempunyai rumah adat yang terpelihara keasliannya. Rumah orang Mandailing tidak mempunyai rumah adat yang boleh ditonjolkan sebagai senibina yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Tulisan-tulisan Batak atau askara Batak masih lagi ditampilkan kepada umum bahkan dijadikan bahan antik dan unik kepada para pelancong. Dengan cara begini orang Batak telah mengekalkan ciri-ciri budaya mereka. Danau Toba pula telah meletakkan orang-orang Batak di peta dunia kerana pelancong dari seluruh pelusuk dunia terus menerus berjunjung ke sana. Malangnya sumber semula jadi di Tanah Mandailing tidak pernah digunakan bagi memperkukuhkan warisan budaya masyarakat Mandailing.

Ulos Batak pada masa kini menjadi buah tangan kepada pelancong yang melawat ke tempat-tempat mereka. Anehnya kain Tenunan Patani yang merupakan pakaian orang Mandailing itu sendiri sudah tidak ada. Jika ada pun ianya dalam simpanan orang-orang tua yang kini keadaannya terlalu usang dan reput. Rombongan kesenian ataupun kumpulan muzik orang-orang Batak kelihatan menjelajahi ke seluruh dunia sama ada di Asia Tenggara, Eropah ataupun Amerika. Suara mereka dan petikan gitar mereka telah memikat jutaan penonton dan pendengarnya. Mereka menjadi duta tidak rasmi dalam memperkenalkan suku kaum Batak ke seluruh dunia.

Buku-buku mengenai sejarah orang-orang Batak tidak putus-putus dicetak dalam berbagai-bagai bahasa dengan memperbesar-besarkan asal usul mereka. Ada yang mencatitkan bahawa suku Batak ini sudah wujud tiga ribu tahun yang lalu dan sebagainya. Sejarah asal usul orang Mandailing belum pernah dibukukan secara ilmiah dan tidak pernah diterjemahkan kepada bahasa-bahasa lain. Justeru itu siapakah yang akan tahu tentang orang Mandailing?

Kebangkitan orang Batak selepas penjajahan Belanda sangat ketara dan teratur. Misi Kristian telah menonjolkan kedudukan mereka di dalam masyarakat Indonesia dan mayarakat antarabangsa sehinggakan nama Mandailing tenggelam dan menjadi serpihan kepada suku kaum Batak. Hari ini mereka memperkenalkan orang Mandailing sebagai BATAK MANDAILING pada hal pada suatu ketika dahulu oang Mandailing adalah satu bangsa berasal dari Munda.

Bukankah sebenarnya Batak itu asalnya dari Tanah Mandailing yang menjadi serpihan dibuang ke tanah gersang terpencil di pergunungan. Agak aneh nama mereka yang didahulukan dan nama Mandailing telah dtenggelamkan.

Sekiranya kita melawat ke Simosir, kita dapati orang-orang Batak begitu bersungguh-sungguh cuba menghidupkan semula nilai budaya dan kesenian mereka. Jelas kelihatan rumah-rumah mereka dihiasi dengan 3 warna: putih, merah dan hitam sebagai lambang warna adat yang keramat.

Warna-warna tersebut adalah mewakili tiga benua yang menjadi kepercayaan orang Batak. Banua Ginjang, Banua Tonga dan Banua Toru. Ketiga-tiga benua ini pula dijaga oleh tiga dewa yang dikenali sebagai Manggala Bulan menjaga Banua Ginjang yang dilambangkan dengan warna putih. Dewa Soripoda mengawal Banua Tonga yang dilambangkan dengan warna merah. Betara Guru yang mengawal Banua Toru dilambangkan pula dengan warna hitam.

Dari segi ilmu perdatuan pula ketiga-tiga warna tersebut melambangkan darah putih, darah merah dan darah hitam yang terdapat di dalam tubuh badan kita.

Warna-warna putih, merah dan hitam kini menjadi warna adat dan keramat kepada orang Batak. Mereka juga percaya bahawa dunia ini dicipta oleh Mulajadi Na Bolon sebagai Dewata Raya yang maha berkuasa.

Dari sudut alat muzik orang Mandailing menggunakan Gordang Sembilan di dalam setiap upacara adat mereka. Orang-orang Batak pula menggunakan gendang tujuh atau gendang lima yang bersaiz kecil sahaja.

Bagi orang Batak angka tujuh dianggap sebagai angka sakti atau keramat yang mempunyai kuasa mistik. Segala sumpahan atau perdatuan, mereka menggunakan angka tujuh.

Orang Mandailing pula menganggap bahawa angka sembilan itu sebagai angka raja, angka terbesar dan yang hidup terus menerus. Angka tiga pula dianggap sebagai angka adat berdasarkan Dalian Na Tolu iaitu Mora, Kahanggi dan Anak Boru.

Orang Batak juga berpegang kepada adat budaya Dalian Na Tolu sepertimana orang Mandailing cuma tafsiran mereka sahaja yang berlainan mengenai erti Dalian Na Tolu tersebut. Bagi orang Batak Dalian Na Tolu itu ertinya tiga batu tungku yang digunakan untuk menanak nasi yang mana ianya saling bergantung antara satu sama lain. Pada dasarnya konsep Dalian NaTolu sama sahaja. Mereka mengasakan kepada Huta-Huta, Dongon Sabutuha dan Anak Boru.

Sama ada Mandailing atau Batak asas budaya Dalian Na Tolu itu adalah berpegang kepada peranan Mertua, Anak saudara dan Menantu. Ketiga-tiga elemen ini memerlukan antara satu sama lain bagi mewujudkan kesepakatan dan pergantungan sesuatu keluarga. Mereka percaya bahawa asas kebahagian dan kejayaan sesuatu keluarga tersebut adalah bergantung kuat atas kerjasama ketiga-tiga pihak tersebut.

Keluarga memainkan peranan utama di dalam pola kehidupan masyarakat Tapanuli sama ada Mandailing ataupun Batak. Mereka sangat membanggakan keluarga dan hidup berkeluargaan. Dalam hal nikah kahwin pula, biasanya dilakukan di antara sepupu mereka.

PENUTUP

Kesimpulannya asal usul orang-orang Batak adalah dari Tanah Mandailing berketurunan hamba dari Munda Holing. Hanya Siraja Batak sahaja dari keturunan bangsawan. Selainnya adalah dari keturunan Datu Ompung Dolom, Ketua segala hatoban.

Walaupun suku Batak ini dari Mandailing tetapi mereka adalah dari kasta yang rendah. Bentuk tubuh badannya agak kecil dan kepalanya kelihatan bebenjol di belakang berbeda dengan orang Mandailing yang lebih tinggi dan tegap, rambutnya ikal tidak kerinting halus seperti orang Batak asli.

Sifat orang Batak adalah kasar, tidak terkawal perasaannya.Suara mereka agak kuat. Dalam perbualan atau percakapan biasa pun nampak seolah-olah mereka sedang bertengkar.

Pembawaan mereka agak liar dan sentiasa suka bertengkar dan bergaduh mahupun sesama sendiri. Sikap seperti ini sangat jelas kelihatan di mana-mana juga mereka berada. Kelakuannya sembrono dan jarang sekali menghormati hak-hak orang lain.

Seperkara lagi orang Batak agak pengotor dan kurang berkemas kecuali mereka yang telah merantau ataupun telah maju di dalam kehidupannya.

Apa yang jelas ialah sifat dan sikap orang Batak itu tidak ada pada orang Mandailing. Kemungkinan besar ianya tertanam sejak dari nenek moyang mereka Datu Ompung Dolom ataupun disebabkan keadaan hidup yang tidak mengizinkan mereka berkelakuan lebih baik.

Walau bagaimanapun keadaan kini sudah banyak berubah. Mungkin alam sekelilingnya mempengaruhi perubahan itu atau kemajuan masyarakat setempat telah membawa perubahan tersebut. Namun begitu pada dasarnya sifat semula jadi ini masih juga dapat dikesan pada sesuatu masa tertentu.

Keaadaan masyarakat selepas merdeka telah banyak membawa pembaharuan Kehidupan dahulukala yang dibelenggu oleh adat mulai terhakis. Kahwin campur juga telah membawa banyak perubahan hidup dan cara hidup selain dari perpindahan penduduk dari satu tempat ke satu tempat lain serta pengaruh alam sekeliling. Pergaulan bebas di kota telah membawa pengertian hidup yang lebih luas bagi semua suku bangsa. Selain itu pelajaran telah dan pendidikan memainkan peranan penting mengubah sikap sesuatu suku bangsa itu.

Pada masa ini agak sukar untuk membedakan keaslian keturunan seseorang itu akibat percampuran hidup yang bebas di dalam negara merdeka ini.


Dipetik dari makalah Lembaga Adat mandailing Malaysia (LAMA) bertajuk:
ASAL USUL BATAK - Satu Ringkasan Legenda Asal Usul Keturunan Orang-Orang Batak Yang Tertumpu Di Pulau Simosir, Danau Toba (http://rahimtahir.tripod.com/id9.html)


13 August, 2008

Wajah Samar


Banyak hal indah kurasakan
Banyak kebahagiaan kudapatkan
Banyak senyuman kulihat
Hingga sangat sulit tuk kulupakan

Badan kekar, tangan yang kuat
Menopang, membelai setiap titik tubuhku
Terlihat samar, seakan pudar
Hampir tak bisa kuingat lagi


Aku kini telah mampu berdiri
Berdiri di atas kehormatanmu
Berdiri di atas kharismamu
Berdiri di atas pesonamu

Ada satu kata yang selalu kurindu
Satu kata yang ingin selalu kuucapkan lagi
Ingin kuucapkan di depan wajah samarmu
"AYAH" walau aku tahu itu tidak mungkin lagi

12 August, 2008

BAJU UNTUK KORUPTOR

Saya terkejut melihat berita pagi ini. Banyak pendapat tentang baju koruptor yang akan diterapkan KPK. Baju yang diharapkan nantinya bisa membuat efek jera. Hal ini disebabkan karena banyaknya para koruptor di Indonesia hanya jera lombok doang.

Banyak berpendapat itu belum cukup. Harus diberitakan di seluruh media, di hukum mati, borgol tangan dan kakinya dan banyak lagi pendapat lain.

Saya juga sepakat dengan hal ini. Tapi kapasitas saya untuk itu masih terbatas. Tapi satu hal yang cukup penting menurut saya, bahwa undang-udang dan aplikasinya di setiap departemen yang berkompeten untuk ini harus memang betul-betul menutup celah untuk dan atau sesudah melakukan korupsi.

Ada UU No 20 Tahun 2001 pasal 2 tentang korupsi dan ini bisa memungkinkan untuk hukuman mati. Saya pikir Korupsi dan Bandar Narkoba sama saja. Hanya beda profesional kerjanya saja. Kedua-duanya sama-sama merusak masa depan bangsa dan manusia yang ada di dalamnya. Jangan hanya narkoba saja atau pembunuhan berantai yang di hukum mati. Korupsi itu juga pembunuhan berantai bahkan pembunuhan karakter massal. Korupsi membunuh setiap sisi kehidupan manusia itu sendiri, bukan hanya nyawa. Menyiksa dan mengakibatkan penderitaan berkepanjangan dan hal ini lebih kejam.

Ironisnya, banyak koruptor di Indonesia bak seperti artis hollywood. Dikawal dan masih seperti selebriti yang menebar senyum kepada infotainment. "Tidak punya rasa malu dan hati nurani". Hal ini saya pikir karena menurut koruptornya sendiri masih ada celah untuk lolos. Dan bilapun akan terjerat hukum, paling-palin hukumannya 5-15 tahun. Itu hal yang sangat mudah dilalui dibandingkan merasakan penderitaan rakyat miskin yang seumur hidupnya menderita, bahkan dari rahim sampai mati.

Saya harap bukan hanya sekedar seragam koruptor yang perlu kita benahi. Hukum harus diperjelas dan aplikasinya harus memang diterapkan. Baju itu hanya salah satu simbol tapi harus lebih dari sekedar baju seragam "corrupt uniform".

Tapi saya tidak sependapat bila anak istrinya harus memakai seragam itu. Karena saya tidak memgakui "dosa turunan" di dunia ini. Cukuplah hukum sosial untuk mereka. Tuhan sendiripun tidak pernah menerapkan "dosa turunan" kepada ummatnya.

Harapan saya semoga ada inovasi-inovasi baru untuk mengatasi korupsi di Tanah Air tercinta ini.


11 August, 2008

GELAP...GELAP

malam menjadi sepi, senyap, gelap gulita bak tahun gajah dahulu kala.
hanya lilin yang menerangi rumahku dan lampu teplok kadang-kadang karena minyak tanah mahal...
tapi bukan berarti aku tidak langganan PLN...
yang katanya milik negaraku...

pagi hari aku berangkat kerja
dijalan kutemukan traffic light mati total
karena pemadaman bergilir...

sampai di kantor, kucoba hidupkan my desk
ternyata sudah dapat giliran
"pemadaman bergilir"
kerjapun tidak maksimal

aku pulang sore hari
kutemukan kembali traffic light yang kulewati
mati total dapet giliran
pemadaman...pemadaman

ahhh.....
sampai di rumah
ehhh...lilin lagi
dapat pemadaman bergilir di komplekku

satu harian
aku hanya mendapatkan
pemadaman bergilir

kenapa dan kenapa rumahku selalu gelap?
itu pertanyaan dalam hatiku, kenapa aku tidak mendapatkan apa yang menjadi hakku..
atau kalo aku ga bayar 3 bulan berturut-turut PLN masih akan keringanan bagiku?
ternyata tidak, jangankan 3 bulan, 2 bulan pun mungkin sudah ada peringatan dan denda...

tapi biarlah
itu sudah wajar kudapatkan
karena rumahku tidak langganan Perusahaan Listrik Negara
Tapi langganan Perusahaan Lilin Negara kok

mungkin akan kucoba
langganan Perusahaan Listrik Negara
karena kutahu itu akan lebih baik bagiku
mungkin........

ahhh..udahlah
pening.........




TANO PANDARAMAN

hamoraon, hasangapon di tano hatubuan
dua hata namungkin hagiot niroha saleleng mangolu
tai attong pala parkacittan dohot parsuadaan na mar ile-ile, hasangapon na suada,
ido na akkan tarimoon ni badan boa dope baenon...

tangan nadung hampir manjadi laklak
pir ni bitis natartaonkon...
sira nadung burburon
pegepe malambang
natartaonkon arsak dot dut niroha
leng adong mada saotik giot niroha
pature hangoluan, hasangapon, hagabeon
bope jala tu tano pandaraman
tano naso martopi dot marujung

au peda nauboto
sanga adong nadapot, natarsiseon au
ditano pandaraman
tano naso mananda au, jala naso markoum

tano hatubuan totop solot doi dirohaon
tano mambaen hasonangan
tano nakkan mangubur badan
tano nakkan mamorgoi jasad

tinggal mada ho jolo
aupe nakkan huboto sadia leleng
jala tondinama nakkan huokkop
mangokkop hita tupudiniari

sai denggan jala torkis nian sasudena
jala hata doa nama natarpabahat
semoga nian jala martua hita sasudena

mulak dodau, pala dung dapot nian giot niroha
haru magisgis pe tangan
haru mamenekpe pamatang
di tano pandaraman

tai attong pala adong namuba namasa di au
sai buka nian tangan munu
harupe au inda satorkis najolo
harupe au inda bisa mangoban tondionbe
tondi nadung marsarak sian badan

onmada giot niroha
jala daope au sian hamu
mulak tuhatubuan do au
jala tangan munudo maroban au
tu tano marrobur

by : multama

09 August, 2008

SEMOGA AKU SALAH

Kampusku yang megah, kampus yang katanya termasuk kampus terbesar di Indonesia disitulah aku mencoba menimba ilmu, menimba akhlak, menimba semua yang seharusnya aku timba....

Kujalani semua kehidupan kampusku, kujalani proses pendidikanku, kujalani dan selalu kujalani...
Kujalani dengan tertatih-tatih, kujalani dengan keterbatasan biaya, kujalani dengan keterbatasan kecerdasanku...
Sampai akhirnya aku selesai dan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hakku.
Tapi sekarang aku khawatir dan penuh 1000 tanya..
Kampusku yang dulu berubah menjadi sangat terkanal walaupun itu hanya di wilayah kotaku saja...
Kampusku yang disulap menjadi "SERBA ADA"...
Kampusku yang hanya bisa dimasuki bila ada uang 15 ribu rupiah di kantong.
Kampusku yang disulap mereka menjadi tempat Hedonisme dan ajang tempat bisnis
Kampusku yang seharusnya hanya tempat untuk kegiatan akademis telah berubah menjadi tempat yang di nomor duakan bahkan di nomor sekian.
kampusku menjadi pasar dan toko serba ada...
Ada VCD "Blank"
Ada ayam-ayam kampus (eh salah..ayam-ayam kampung maksudnya)
Ada ayam sekolah
ahhhh...pokoknya banyak dah...
kampusku menjadi tempat nongkrongnya anak sekolahan pada hari efektif sekolah
kampusku menjadi tempat mati surinya pergerakan mahasiswa
kampusku di politisir agar mahasiswanya apatis, hedonis dan lainnya.
saya tidak tahu apakah adek-adek saya tahu akan hal ini...
ironisnya semua itu tidak di kontrol, hanya nunggu setoran dan biaya
walau memang isunya hanya membantu orang-orang pinggiran
tapi menurutku bukan disitu tempatnya, ga tepat orangnya...
ada kantinku yang dulu megah dan sejuk
kampusku hanya tempat menimba ilmu yang menjadi hak kami yang telah membayar fee untuk itu...
fee yang dihasilkan dari jerih payah mereka, mereka yang sudah tua disana.
kampusku telah dipolitisir...
kampusku...kampusku.....kampusku


07 August, 2008

CINTAKU KANDAS DI ADU FINALTI

CINTAKU KANDAS DI ADU FINALTI

Aku coba susun daftar pemain cintaku
Aku coba susun strategi cintaku
Aku coba susun formasi cintaku
Formasi counter attack terhebat

Cintaku bergulir setelah kick off berlangsung
Aku berusaha membawa cintaku
tepat pada pusat sasaranku
tapi kandas....setelah terkena handsball

cintaku berpindah ke tangan musuh
Kucoba merebut cintaku
Aku mendapatkannya
Tapi kandas...setelah terkena free kick

Cintaku berpindah lagi
Kucoba merebutnya
Aku berhasil
Tapi sirna setelah terjadi out ball

Aku pasrah
Aku pusing
Cintaku kosong-kosong
Setelah babak pertama usai


Aku mulai lagi
Setelah babak kedua
Aku pertama menyentuhnya
Tapi kandas setelah aku dinyatakan offside

Cintaku berputar-putar
Cintaku dikutak-katik
Cintaku di gilir
Cintaku lelah, gerah

Aku makin cemas
Waktu buatku makin sulit
Waktu seakan menyumbat tenggorokanku
Waktu seakan tidak mau kompromi

Aku pasrah
Aku lelah
Setelah cintaku
Dinyatakan harus adu finalti

Aku tersungkur
Aku terengah
Aku menyesal
Setelah cintaku kandas di ADU FINALTI


by: Multama

Indonesiaku S a y a n g

PEMILU 2009 tidak lama lagi akan dilaksanakan di Indonesia. Pesta Demokrasi terbesar yang pernah ada itu adalah bahasa yang pantas buatnya, tapi menurut saya bukan hanya pesta demokrasi melainkan Pesta Politik, Pesta ekonomi dan pesta propaganda/isu.

Saya lihat di beberapa media, Pesta itu selalu dimuat. vs VS vs dan vs VS vs, itu kerapkali saya temukan. Tapi saya bingung dengan beberapa isi media yang mengatakan beberapa versi tentang calon yang bersaing menurut survei lembaga mereka. Ini membingungkan saya sebagai masyarakat awam. Saya sudah mempunyai calon tapi calon saya disebutkan sebagai posisi terakhir, kadang muncul pertanyaan di hati saya, jangan-jangan calon saya ini tidak bagus ya? (belum tentu). itu pertanyaan yang kadang muncul di hati saya. tapi disi lain calon sahabat saya yang ratingnya terus melambung tinggi. dan muncul lagi pertanyaan di hati saya, mungkin ini calon yang bagus dan ideal? (belum tentu). saya tidak tahu apa memang seharusnya hasil survei itu di publish ke masyarakat, apalagi saya yang bodoh dan awam ini. Dan saya tidak akan pernah tahu apakah calon saya akan dirugikan hanya karena survei sampel dan sifatnya belum bersifat conclution, atau bahkan apakah calon sahabat saya itu diuntungkan hanya karena survei yang demikian juga.
kalau itu memang terjadi sungguh naas nasib calon saya, dan sangat beruntung calon sahabat saya.
tapi saya yakin bahwa itu semua hanya sebuah pesta, pesta dan hanya pesta. Tapi bila itu hanya "pesta" sungguh kasihan Indonesiaku.

04 August, 2008

Technorati

Technorati Profile


Detik Waktu


Sangat sederhana, tidak lebih tiga batang jarum

Sangat sederhana, tidak lebih tiga batang jarum, bergerak memutar kekanan, tidak pernah peduli.. hujan, badai, terik, siang malam, dilihat atau tidak, didengar pun hanya dalam sunyi. namun ia tetap berjalan tenang, sepertinya ia betul-betul memanfaatkan semua kesempatan hidupnya..
Detik........
dari yang terkecil, berputar cepat membelah ruang.. menjadikan sekat-sekat waktu.. 12angka yang menjadi terminal utama, 5 terminal kecil tiap-tiap terminal utama.. detik detik yang mengagumkan.. rasa kesetian yang begitu utuh.tidak pernah mengeluh. jarum kecil yang yang kurus.. mungkin karena lebih sering bergerak dari dua saudara sesama jarum dalam satu poros.. betapapun... tanpa geraknya.. dua jarum lagi tidak akan pernah berputar... mereka bebas bergerak dalam aturan masing-masing

(Dari Bambang Saswanda, Message in friensdter)

02 August, 2008

SIBULUS-BULUS SIRUMBUK-RUMBUK


PODA (Williem Iskandar)
Beliau sangat terkenal di jiwa orang-orang Tapanuli Selatan, Mandailing. Beliau banyak memberikan masukan, wejangan (PODA) dalam mengarungi hidup, pendidikan dan sisi lainnya.

Inda Ale hum i sajo
Dalan ni jagal ngada manjadi
Tai adong dope dabo
Tor pangolat ngada tarbolus padati

Tai jaru songon iba
Denggan mu sai urang
Ngada ho uparmuda ba
Angke disonma huida parjolo ari natorang

Tinggal majoloho ale
Anta piga taon ngada uboto
Muda huidaho mulak muse
Ulang be nian sai maoto

Lao hita marsarak
Marsipaingot dope au diho
Ulang lupa paingot daganak
Manjalaki Bisuk na peto

(Karya : Williem Iskandar. Diambil dari ADIAN BANIA)